Namanya Ningrum, ABG yang satu
ini sedikit berbeda dengan kebanyakan teman seusianya. Sri Dewi Anugerah
Ningrum (17) adalah salah satu penerima beasiswa bulanan PKPU. Hingga saat ini
ia telah mampu menghafal lebih dari 9 juz al qur’aan. Inilah yang membuat siswa
kelas 10 MAN 1 Lumajang ini menjadi model remaja yang langka pada saat
sekarang. Hari-harinya ia habiskan dengan belajar dan mengajarkan Al qur’aan di
rumah, sekolah dan lingkungan pesantren tahfizhul qur’aan yang letaknya tidak
jauh dari rumahnya di Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang.
Saat ditemui PKPU di masjid
lingkungan pondok (13/10/11) ia tengah asyik menyimak hafalan para santriwati binaannya.
“Binaan saya ada 8 orang dari 70-an santri putri di sini, sedangkan ustadzah pembimbing
tahfidz semuanya ada 6 orang”, jelasnya. Mulai ba’da maghrib dilanjutkan ba’da
isya, satu persatu santriwati maju dihadapannya, sejurus kemudian menyetorkan
ayat-ayat qur’aan yang hari itu dia hafalkan. “Sebenarnya aktivitas saya juga nyaris
seperti mereka. Kalau dulu sehari bisa hafal 2 halaman qur’aan, tapi sekarang
agak berkurang karena kesibukan di sekolah”, kata putri penjual jamu keliling
yang 5 tahun lalu ditinggal wafat ayahnya itu.
Sekolahnya MAN 1 Lumajang, mulai
tahun ini membuka Model Pondok Pesantren Setara Diploma 1 (MPP SD1). Ningrum
termasuk yang terpilih masuk di kelas favorit. Karena setara D1 informatika, usai
sekolah dilanjutkan dengan materi hardware
dan software komputer hingga usai jam
4 sore. “Sebenarnya siswa yang masuk di kelas ini harus memiliki parangkat komputer
atau laptop. Alhamdulillah, ada bapak
guru yang berbaik hati meminjami saya”, kata peraih 3 besar sains SMP
se-kabupaten ini. “Bantuan beasiswa PKPU
sangat membantu kebutuhan saya yang sering mendapat tugas pembuatan makalah. Mudah-mudahan
saya bisa istiqomah hingga lulus,” imbuhnya. Oleh karena itu pihak sekolah
telah memproyeksikan ia untuk mendapatkan beasiswa di beberapa perguruan tinggi
ternama dalam dan luar negeri.
Di akhir pembicaraan, PKPU sempat
bertanya tentang kiat-kiat menghafal al qur’aan. Ningrum menjelaskan pertama
harus suka, salah satu caranya ialah dengan mengingat pahala dan keutamaannya. Kedua,
sebisa mungkin dipahami artinya. Kunci ketiga adalah jangan sampai menyakiti
hati orang lain. “Saya pernah merasakannya. Kalau ada teman yang tersinggung
dengan ucapan atau perbuatan saya, rangkaian hafalan yang biasanya
lancar-lancar saja jadi berantakan”, pungkasnya. (Rif/PKPU Lumajang)
1 comments so far
Teruslah bersemangat anakku, dunia sementara, akhirat selamanya
EmoticonEmoticon